Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari bahasa Yunani, haima, yang berarti darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Banyak orang yang meninggal karena terluka saat kecelakaan atau terluka dalam peperangan, dan tidak dapat memperoleh darah sebelum mereka ke rumah sakit. Namun, masalah tersebut akan segera teratasi. Pasalnya, para peneliti dari Universitas Sheffield, Inggris sedang mengembangkan darah sintetis yang terbuat dari plastik. Darah sintetis ini dapat digunakan sebagai pengganti darah alami dalam situasi darurat. Darah plastik ini, memiliki kegunaan yang besar dalam aplikasi militer dan peristiwa bencana alam.

Karena terbuat dari plastik, sudah pasti bobotnya akan jauh lebih ringan ketimbang darah cair alamiah. Dengan bobot yang ringan ini, darah plastik dapat dengan mudah dibawa kemana-mana dan gampang disimpan. Paramedis maupun dokter, tinggal menyimpannya dalam bentuk pasta kental dalam kantung darah dan melarutkannya dengan air sebelum diberikan kepada pasien. Kepraktisannya tersebut dapat menunjukkan bahwa darah buatan ini lebih mudah dibawa daripada darah cair.

Darah alamiah dari seorang pendonor mempunyai masa hidup yang relatif singkat, yaitu sekitar 35 hari, dan setelah itu harus dimusnahkan. Selain itu, untuk menyimpannya pun juga membutuhkan mesin pendingin. Beda dengan darah sintetis. Darah plastik ini memiliki kelebihan. Keunggulan yang dimilikinya yaitu, darah plastik dapat disimpan untuk waktu yang lebih lama dan stabil dalam temperatur ruang.

Tidak hanya itu, dengan menggunakan darah buatan ini, pasien juga terhindar dari masalah yang biasa ditemui dalam proses transfusi darah, seperti ditemukannya penyakit dalam darah, ketidakcocokan dan keterbatasan persediaan. Darah buatan ini dibuat dari molekul plastik yang menyimpan atom besi dalam intinya, seperti hemoglobin, yang dapat mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Molekul plastik yang kecil ini bergabung dalam struktur percabangan yang menyerupai pohon, dengan ukuran dan bentuk yang sangat mirip dengan molekul hemoglobin. Sehingga membentuk lingkungan yang tepat bagi zat besi untuk mengikat oksigen dalam paru-paru.

Para peneliti dari Universitas Sheffield berharap, darah buatan ini dapat berguna untuk aplikasi militer dan peristiwa darurat lainnya. Dan karena terbuat dari plastik maka dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Salah satu peneliti yang mengembangkan darah buatan ini, Dr. Lance Twyman, sangat senang dengan potensi dari produk darah sintetis dari plastik. Meskipun darah plastik ini dalam jumlah banyak, ambulan atau angkatan bersenjata dapat dengan mudah membawanya. Metode ini juga murah, sehingga dapat dibuat berton-ton material jika dibutuhkan.


Source:
*http://www.rsc.org/Publishing/Journals/CC/article.asp?doi=b600831n
*Buletin Indonesia, Melbourne